Mengenal Tafsir Malja al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn karya
KH Ahmad Sanusi (1888-1950)
oleh: Guntur Gumelar el-Khas
A. Muqaddimah
Tafsir Malja al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn adalah tafsir karya KH Ahmad Sanusi (1888-1950). Beliau berasal dari Sukabumi Jawa Barat yang dikenal wilayah Priangan atau disebut Tatar Sunda. Tafsir ini ditulis berbeda dengan tafsir Raudhatul ‘Irfân fī Ma’rifâti Al-Qur’ân, Fadhil Munawar Manshur mengatakan penulisan terhadap sebuah karya tafsir terbagi kedalam tiga poin. Pertama, penulisan sebagai kajian pengajian, kedua, sebagai tahanan, serta ketiga sebagai faham keagamaan yang beragam dianutnya.[1]
Tafsir ini ditulis dengan aksara pegon
Arab dengan uraian tafsir berbahasa Sunda, penulisan Arabnya adalah
Muhammad Misbah. Uraiannya tafsir Malja
al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn persis
seperti tafsir Jalâlayn, tafsir ini di tulis sampai juz 9, tafsir ini
runtut dalam penulisannya hanya saja ada yang terpisah sangat jauh yaitu juz
30. Tafsir ini adalah tafsir Sunda pertama karya KH Ahmad Sanusi (1888-1950)
selain dua tafsir lainya yaitu Raudhatul
‘Irfân fī Ma’rifâti
al-Qur’ân berbahasa Sundan serta Tamsiyyatul Muslimîn fî Tafsîr
Kalâmi Rabbil ‘Âlamîn beraksara roman melayu. Tafsir Malja
al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn dalam
rujukan sumber tafsirnya yaitu mengambil tafsir yang mu’tamad seperti tafsir Kabîr Mafâtih al-Ghayb karya
al-Râzi, Ma’âlim al-Tanzîl karya al-Baghawi, al-Kasyf wa al-Bayân
karya al-Tsa’labi, al-Burhân fî Ulūmi
al-Qur’ân karya
al-Zarkasyi dan lainnya.[2]
Kontribusi
KH Ahmad Sanusi (1888-1950) dalam penafsiran Al-Qur’an pada tafsir Malja
al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn
memberikan informasi seputar tentag kajian AL-Qur’an seperti, pembahasan surah,
imam qirâ’at, jumlah surah, ayat, huruf, kalimah, pengumpulan Al-Qur’an dan
lain sebagainya. Metode tafsir yang dipakai dalam tafsirnya Malja al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn yaitu
ijmâli karena KH Ahmad Sanusi (1888-1950) lebih banyak menyimpulkan serta
menjelaskan secara global yang ditafsirkan dengan teks matan/ ayat qur’an
berada di dalam kurung, sedangkan penjelasannya yaitu setelahnya.[3]
Jika
melihat tahun penerbitan bahwa tafsir ini tergolong kedalam tafsir generasi
kedua setelah munculnya beberap tafsir di Nusantara yang di awali oleh Abdu
Rauf al-Singkel dengan tafsirnya Tarjumân al-Mustafîd, dan Muhammad
Nawawi al-Bantani dengan karyanya Tafsīr Munīr li Ma’ālim al-Tanzīl. Sebagai mufasir Sunda tentu sudah ada mufasir terdahulunya
yaitu Haji Hasan Mustafa (1852-1930), namun keberadaan tafsir Sunda pada saat
itu masih belum teridentifaksi oleh beberapa peneliti ahli seperti Federsfiel
dan lain-lain.
Untuk
mengetahui lebih dalam, penulis sajikan hasil penulusuran hasil bacaan Tafsir Malja al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn karya
KH Ahmad Sanusi (1888-1950). Tafsir ini terdapat 3 jilid. Jilid pertama, yang berisi kurang dari 6 juz di
mulai surat al-Fâtihah s/d surah al-Nisâ
ayat 158. Jilid 1 terdapat nomor yang penulis dianggap penting
dalam menyusun/menulis tafsir Malja al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn.[4]
1.
28 januari 1931 (9 Ramadhan
1349) yang berisi pengertian Al-Qur’an, surat qur’an, bilangan ayat qur’an,
bilangan kalimah Al-Qur’an, di kumpulkennana Al-Qur’an, kaayaan Al-Qur’an, istiâdah
(hukum istiadah). Al-fâtihah ( tafsirna al- fâtihah, hukum
basmalah, hukum maca fâtihah,) maca Âmin ba’da fâtihah, Qirâ’ah sab’ah. Surah al-Baqarah,
tafsirna, qirâ’ah sab’ah. tafsir Malja al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn yaitu
penafsiran surah al-fâtihah s/d surah al-Baqarah ayat 66.
2.
28 februari 1931 (10 Syawal
1349), Tanah Tinggi Senin Betawi Karomah. Penafsiran surah al-Baqarah ayat 66 s/d 141 disertai dengan qirâ’ah
sab’ah ( juz 1 )
3.
28 Maret 1931 berisi tafsiran
juz ke-2 yaitu surah al-Baqarah ayat 142 s/d
203 di sertai qirâ’ah sab’ah.
4.
28 april 1931 (10 dzulhijah
1349) Sukabumi. Berisi tafsiran surah al-Baqrah ayat 204 s/d 250 di sertai qirâ’ah
sab’ah.
5.
28 mei 1931, Tanah Tinggi
Senen Betawi Keramat. Berisi tafsiran surah al-baqarah ayat 251 s/d surah Ali
Imrân ayat 17 di sertai qirâ’ah sab’ah.
6.
28 Juni 1931, tanah Tinggi
Senen Betawi Kramat. Berisi tafsiran surah Ali Imrân ayat 17 s/d 90 disertai qirâ’ah
sab’ahnya.
7.
28 juli 1931, tanah Tinggi
Betawi Kramat. Berisi tafsiran surah Ali Imrân ayat 90 s/d 159 di serta qirâ’ah
sab’ahnya.
8.
28 Agustus 1931 tanah Tinggi
Betawi Kramat. Ali imron 160s/d surah an-Nisâ ayat 12 disertai tafsirnya.
9.
1 januari1932, tanah Tinggi
Betawi Kramat, berisi penafsiran surah an nisa ayat 13s/d 80 diserta qirâ’ah
sab’ah.
10. Tanah
Tinggi Betawi Kramat, berisi penafsiransurah an Nisâ ayat 81s/d 158 di sertai qirâ’ah
sab’ah.
Jilid
kedua, dalam kitab tafsir Malja al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn berisi tentang
tafsir Al-Qur’an.
1.
Tanah Tinggi Betawi Kramat,
yaitu tafsiran Qs an-Nisa 159 s/d al-Mâidah 31 beserta qirâ’ah sab’ahnya.
2.
Tanah Tinggi Betawi Kramat,
yaitu tafsiran Qs. al-Mâidah 32 s/d 94 beserta qirâ’ah sab’ahnya.
3.
Tanah Tinggi Betawi Kramat, yaitu
tafsiran al-Mâidah 95 s/d al-An’am 89 beserta qirâ’ah sab’ahnya.
4.
Tanah Tinggi Betawi Kramat
tafsiran al-An’âm 90 s/d 145 beserta qirâ’ah sab’ahnya.
5.
Tanah Tinggi Betawi Kramat
tafsiran al-An’am s/d al-A’raf 36 beserta qirâ’ah sab’ahnya.
6.
Tanah Tinggi Betawi Kramat
tafsiran al-A’râf 37 s/d 74 beserta qirâ’ah sab’ahnya.
7.
Tanah Tinggi Betawi Kramat,
tafsiran al-A’râf 74-126 beserta qira’ah sab’ahnya.
8.
Tanah Tinggi Betawi Kramat,
tafsiran al-A’râf 126 s/d157 beserta qira’ah sab’ahnya.
9.
Tanah Tinggi Betawi Kramat,
tafsiran al-A’râf 158-206 beserta qira’ah sab’ahnya.
Jilid ketiga, yaitu berisi juz 30 dimulai surah an-Naba s/d al-Nâs. KH Ahmad Sanusi (1888-1950)
menjelskan dalam jilid dimulai halaman 2 samapai halaman 136. Uraian tafsir ini
penempatan teks matan atau ayat kajian
Al-Qur’an di pinggir sedangkan penanfsiran dari teks al-Qur’an yaitu di dalam
syarah.
Sedangkan pada jilid pertama halaman
tafsir, dimulai penulisan tafsir dari halaman 2 sampai halaman 492 yang berisi pengertian
Al-Qur’an, surat qur’an, bilangan ayat qur’an, bilangan kalimah Al-Qur’an, di
kumpulkennana Al-Qur’an, kaayaan Al-Qur’an, istiâdah (hukum istiadah). Al-fâtihah
(tafsirna al- fâtihah), hukum basmalah, hukum maca fâtihah,) maca
Âmin ba’da fâtihah, Qirâ’ah
sab’ah. Surah al-Baqarah, tafsirna, qirâ’ah sab’ah hingga surah an-Nisâ
ayat 158. Di setiap halaman kitab tafsirnya, KH Ahmad Sanusi (1888-1950)
memberikan tanggal penafsiran/ penulisan sampai akhir. Pada jilid kedua, yaitu
dari halaman 2 sampai halaman 494 dimulai penafsiran surah an-Nisâ ayat 159
hinga akhir al-A’râf ayat 206.
B.
Analisis
Kritis tafsir Malja al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn
Pada jilid ke 2 kitab tafsir Malja
al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn karya KH
Ahmad Sanusi (1888-1950) diawali tafsir surah al-Maidah s/d akhir surah
al-A’raf. Jika melihat susunan juz di dalamnya, beliau menafsirkan dari
juz 6 s/d juz 9 ( ayat akhir surah
al-A’raf). Penulisan tafsir ini tidak
menuliskan tanggal, sehingga hemat penulis beranggapan tafsir ini di tulis pada
tahun 1932. Pada jilid 2 ini KH Ahmad Sanusi (1888-1950) memberikan penomoran pada seriap ayat
sehingga memudahkan mencari berbeda dengan jilid pertama.
[1] Jajang A
Rohmana, Sejarah Tafsir al-Qur’an di Tatar Sunda, (Bandung: Mujahid Press,
2014) hlm. 145 dalam Fadhil Munawar Manshur,
Raudhatul ‘Irfân fī Ma’rifâti Al-Qur’ân karya Kyai Haji Ahmad
Sanusi: Analisis Semiotik dan Resepsi, Tesis, (Yogyakarta: PPs UGM, 1992), hlm.
109
[2] Ibid., hlm.
147
[3]
Ibid., hlm. 148
[4] Hasil
penelitian terhadap tafsir Malja
al-Thâlibīn fī Tafsīri Kalâmi Rabb al’Âlamīn jilid 1
Labels:
Karya Tulis
Thanks for reading KH Ahmad Sanusi Pengarang Tafsir Malja al-Thâlibīn (Sunda). Please share...!
1 Comment for "KH Ahmad Sanusi Pengarang Tafsir Malja al-Thâlibīn (Sunda)"
Dimana eta ngagaleuhna